Organisasi Amal di Masa Depan


Melihat banyak kejadian akhir-akhir ini yang berkaitan dengan masalah yang diakibatkan Covid-19, nampaknya kita harus mencoba merefleksikan kembali perjalanan umat manusia berbuat kebaikan demi kemanusiaan. Dampak Covid-19 merambat ke berbagai bidang di setiap negara. Tidak hanya ekonomi yang menjadi nafas negara, politik yang saling menjatuhkan di tengah wabah ini juga menjadi salah satu isunya. Di sisi lain, ada juga bidang pendidikan yang ikut terdampak. Semua kegiatan sosial yang bersifat komunal dan membutuhkan kontak fisik jarak dekat dilarang. Begitu halnya dengan kegiatan keluar rumah yang sifatnya tidak terlalu penting. Hal ini dimaksudkan untuk menekan angka penyebaran infeksi Covid-19. Banyak pengamat sudah meneliti dan mencoba memaparkan panjang lebar mengenai dampak wabah ini di berbagai bidang. Namun, ada satu bidang menarik yang nampaknya kita perlu cermati juga. Kalian tahu? Atau kalian merasakannya? Ya benar, masyarakat siber, atau peninggalan kebudayaan siber.

Pernahkah kita membayangkan ketika kita sudah menjadi orang dewasa terhitung semenjak wabah ini menerpa Indonesia? Katakanlah, umur kalian saat terjadi wabah ini adalah 20 atau 21 tahun. 5 atau 10 tahun ke depan, kalian sudah menjadi orang-orang besar dengan pekerjaan tertentu di berbagai sektor di Indonesia. Tidakkah kejadian ini akan menjadi sebuah sejarah bagi anak-anak kalian nanti? Bagaimana rasanya merayakan kedatangan bulan Ramadhan dari ruang virtual? Bagaimana juga rasanya menjalankan semua kegiatan organisasi secara virtual? Apalagi? Sampai mengucapkan selamat berlebaran nanti pun juga akan menggunakan ruang virtual ini. Selain aneh di satu sisi, ada sisi lain yang menjadikan kejadian ini unik. Ya, betul, kita baru pertama kali mengalaminya, setidaknya dari 70-an tahun Indonesia merdeka. Shalat berjamaah diadakan di rumah setiap hari. Tidak ada shalat Jumat sampai pemberitahuan lebih lanjut mengenai kasus Covid-19 di wilayahnya menunjukkan kurva menurun atau aman. Pelajaran dilaksanakan dengan sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Semua kontak sosial diarahkan kepada kontak nonfisik, dalam hal ini internet atau dunia virtual. Bahkan konferensi resmi negara juga menggunakan layanan ruang virtual untuk mengadakan rapat koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Selain bantuan langsung dari pemerintah terhadap rakyat yang kurang mampu, bantuan dari organisasi amal juga menjadi salah satu sorotan pada kejadian bersejarah ini. Banyak orang yang terbantukan dengan adanya platform berdonasi secara daring. Bahasa mudahnya, bantuan hanya berjarak seujung jari telunjuk. Meski dari rumah, banyak orang yang sudah bisa menyalurkan bantuannya dengan media daring. Melihat zaman yang semakin canggih ini, penulis sempat berpikir beberapa gagasan mengenai masa depan organisasi amal.

Masalah manusia semakin kompleks, harus ada inovasi

Tidak bisa dipungkiri lagi, kejadian-kejadian ataupun bencana yang menimpa umat manusia setiap harinya silih berganti datang. Kejadian-kejadian atau bencana-bencana tersebut juga mulai menunjukkan bentuk yang beragam. Kasus Covid-19 merupakan salah satu contoh masalah kesehatan yang berkaitan dengan bencana biologi dunia. Dari satu masalah tersebut, sebuah negara mau tidak mau akan mengalami masalah lain bersamaan dengan penutupan sektor-sektor ekonomi dan titik-titik perkumpulan, serta Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Semakin kompleksnya masalah manusia, mengharuskan manusia semakin aktif untuk bisa beradaptasi, bahkan menciptakan inovasi, dalam hal ini juga inovasi dalam dunia organisasi amal. Selain dengan penyediaan platform berdonasi daring, masa depan juga tidak menutup kemungkinan pemanfaatan robot sebagai pengantar bantuan, terkhusus untuk daerah-daerah yang sulit dijangkau. Selain tidak membahayakan nyawa manusia (ketimbang menerjunkan tim organisasi amal secara langsung yang berkemungkinan menemui banyak kemungkinan negatif seperti saat wabah ini terjadi, ada baiknya pemanfaatan benda mati seperti robot bisa dipertimbangkan), ia juga memungkinkan efisiensi waktu dan tenaga dalam pengerjaannya. Tugas kita hanya merancang sistem untuk pengiriman barang tersebut agar sang robot tidak tersesat. Atau juga, bisa dilakukan inovasi lain yang bersifat penghematan, atau efisiensi.

Posted in Organisasi on Jun 17, 2020